Senin, 15 Oktober 2012

Sang Hyang Wenang


Sanghyang Wenang adalah
nama seorang dewa senior
dalam tradisi pewayangan
Jawa. Ia dianggap sebagai
leluhur Batara Guru,
pemimpin Kahyangan
Suralaya. Ia sendiri bertempat
tinggal di Kahyangan Awang-
awang Kumitir.
Kisah kehidupan Sanghyang
Wenang yang diangkat dalam
pentas pewayangan antara
lain bersumber dari naskah
Serat Paramayoga yang
disusun oleh pujangga
Ranggawarsita.
Asal-usul
Serat Paramayoga merupakan
karya sastra berbahasa Jawa
yang isinya merupakan
perpaduan unsur Islam,
Hindu, dan Jawa asli. Tokoh
Sanghyang Wenang misalnya,
disebut sebagai leluhur dewa-
dewa Mahabharata sekaligus
keturunan dari Nabi Adam.
Sanghyang Wenang merupakan
putra Sanghyang Nurrasa,
putra Sanghyang Nurcahya,
putra Nabi Sis, putra Nabi
Adam. Ia memiliki seorang
kakak bernama Sanghyang
Darmajaka dan seorang adik
bernama Sanghyang
Pramanawisesa.
Setelah dewasa, Sanghyang
Wenang mewarisi takhta
Kahyangan Pulau Dewa dari
ayahnya. Kahyangan ini konon
sekarang terletak di negara
Maladewa, di sebelah barat
India.
Berselisih dengan Nabi
Sulaiman
Sanghyang Wenang dipuja
bagaikan Tuhan oleh para
penduduk Pulau Dewa yang
saat itu kebanyakan dari
bangsa jin. Hal ini didengar
oleh Nabi Sulaiman pemimpin
Bani Israil. Para pengikut Nabi
Sulaiman mendesak supaya
Sanghyang Wenang diberi
hukuman. Nabi Sulaiman pun
mengirim panglimanya yang
bernama Jin Sakar untuk
menyerang Pulau Dewa.
Jin Sakar tiba di tujuannya.
Namun justru dirinya yang
berhasil dikalahkan Sanghyang
Wenang. Jin Sakar dikirim
balik untuk mencuri rahasia
kesaktian Nabi Sulaiman,
yaitu Cincin Maklukatgaib
pemberian Tuhan. Setelah
berhasil mencuri cincin
tersebut, Jin Sakar kembali ke
Pulau Dewa, namun Cincin
Maklukatgaib jatuh tercebur
ke dasar laut.
Nabi Sulaiman jatuh sakit
setelah kehilangan cincinnya.
Berkat doanya yang tekun, ia
pun memperoleh kesembuhan.
Pulau Dewa tempat Sanghyang
Wenang dipasangi tumbal
sehingga meledak dan hancur
menjadi pulau-pulau kecil.
Sanghyang Wenang sendiri
bahkan sampai mengungsi ke
dasar laut.
Membangun Kahyangan
Tengguru
Beberapa tahun kemudian
setelah Nabi Sulaiman
meninggal, Sanghyang Wenang
pun muncul kembali dan
membangun kahyangan baru
di Gunung Tengguru. Setelah
memimpin sekian tahun
lamanya, Sanghyang Wenang
mewariskan takhta kahyangan
kepada putranya yang
bernama Sang Hyang Tunggal.
Setelah itu, ia sendiri juga
manunggal, bersatu ke dalam
diri putranya itu.
Meskipun Sanghyang Wenang
telah bersatu ke dalam diri
Sanghyang Tunggal, namun
para dalang dalam
pementasan wayang masih
tetap memunculkan tokoh
Sanghyang Wenang dalam
lakon-lakon tertentu. Hal ini
dimungkinkan karena setelah
bersatu dengan ayahnya,
Sanghyang Tunggal tetap
memakai nama ayahnya, yaitu
Sanghyang Wenang sebagai
salah satu nama
julukannya.dan sampai
sekarang pun sang hyang
wenag masih mengintai untuk
melindungi cucunya dan
tanah jawa dari per

Tidak ada komentar:

Posting Komentar